Angin berhembus kencang, dan
ombak bergulung-gulung menepi. Pantai Prigi dengan teluknya yang indah bukan
hanya tempat wisata, melainkan tempat pendaratan nelayan untuk menjual hasil
tangkapan laut, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, (20/12/2011).
Hasil tangkapan tersebut tidak
hanya didapat dengan menarik gas mesin kapal hingga ke tengah laut, sejumlah
nelayan menangkap ikan dengan menggunakan jaring dari pinggir pantai.
Salah satu nelayan Eko
menjelaskan aktifitas menjaring dimulai sejak pukul 08.00. Diawali sebuah
sampan membawa jaring ke tengah laut yang jaraknya bisa satu kilometer dari
bibir pantai, tempat dua puluhan nelayan
sudah siap menerima tali dan menariknya perlahan sesaat setelah jaring
diceburkan ke laut.
Sampan tersebut juga sebagai
penanda sisa jaring yang harus ditarik. Nelayan tersebut dibagi menjadi dua
kelompok yang jaraknya saat awal menarik mencapai 300 meteran jauhnya. Kemudian
dibarisan paling belakang ada nelayan yang bertugas menggulung dan menahan tali
yang sudah ditarik agar tidak terseret lagi ke tengah laut dengan cara
melilitkannya ke batang kayu.
Dengan panjangnya jaring yang ditarik
dari tengah laut, aktifitas jaring tarik pun berlangsung hingga berjam-jam. Diakhir tarikan, sejalan dengan ratusan meter
jaring yang ditarik dan digulung, dua kelompok nelayan yang sebelumnya berjauhan
saling mendekat. Tambang-tambang yang dipegang dua kelompok tersebut baru
terlihat berlabuh pada jaring utama.
Walau tinggal beberapa meter
dari bibir pantai, tidak semakin mempermudah perjuangan. Ikan yang berhasil
terjaring serta ombak pasang menambah kesulitan jaring tersbut ditarik dari
laut. “Tarik...Tarik....Tarik....” teriak mereka bersamaan. Nelayan yang
bertugas menarik jaring yang paling ujung berbentuk kantong timbul terbenam air
laut, memegang kuat jaring agar ikan-ikan yang berhasil dijaring tidak lepas.
Nelayan di pinggir harap-harap
cemas. Bukan sekali dua kali tapi seringkali jaring-jaring tersbut gagal
menjaring banyak ikan melainkan hanya ubur-ubur. Waktu menunjukkan pukul 16.00
saat jaring sepenuhnya dapat ditarik dari laut. Kelelahan mereka terbayar,
wajahpun berubah sumringah. Warga yang menonton perjuangan nelayan jaring tarik
dibuat kagum. Jaring mereka penuh oleh ikan layur, ratusan ikan layur.
Namun sayang, seperti kebanyakan
nelayan di pinggiran pantai di manapun di nusantara yang seringkali
dipermainkan oleh kehidupan. Pencapaian yang didapat hari ini merupakan pelipur
kesusahan yang panjang. Cuaca laut yang tidak menentu, permainan tengkulak,
mahalnya harga bahan bakar untuk melaut hingga semakin meningginya tingkat
kebutuhan pokok seringkali tidak bisa mengangkat mereka dari garis kemiskinan.
Tapi alam selalu punya cara memberikan
sumber dayanya bagi yang berusaha dan bekerja keras. Termasuk bagi para nelayan
yang gigih menarik jaring dari awal pagi hingga petang menjelang. Tangkapan
mereka saat itu berhasil memperpanjang kehidupan mereka beberapa hari ke depan,
sebelum akhirnya kesusahan kembali menghadang. Jaring tarik, menjaring ikan
menarik kehidupan. (BAH)