Di antara deretan lifter muda kelas 50
kilogram tampak Hendrawan (11) berdiri paling belakang. Kelas 50 kilogram
tersebut merupakan kelas pembuka Invitasi Nasional Angkat Besi Remaja di GOR
Permata, Denpasar, Bali, Selasa (27/2).
Dengan jaket berwarna biru muda dan
putih yang kebesaran tampak Hendrawan percaya diri. Sesekali ia tersenyum
karena digoda pelatihnya “ Ini lifter juru kunci, paling muda dan kecil
tubuhnya” ujar Imam Santoso.
Hendrawan sendiri masih duduk di kelas 5
Sekolah dasar, dan baru enam bulan berlatih di padepokan angkat besi Gajah Lampung
setelah diajak
Misdan Yunip, mantan lifter.
“ Susah-susah gampang mas melatih
anak-anak, karena masih banyak mainnya, ya dimaklumi aja” Tambahnya saat
ditanya kesannya melatih anak-anak.
“Sebagian besar anak latihnya baru
pertama kali ikut turnamen, terlebih Hendrawan.
Ini bukan mengejar kemenangan, tapi melatih anak latihnya untuk
mempunyai daya juang” tambahnya.
Semangat Hendrawan terlihat saat namanya
dipanggil melalui pengeras suara. Dengan baju ketat merah bergaris biru khas
lifter lampung, Hendrawan bergegas meninggalkan tempat pemanasan. Ikat pinggang
kulitnya segera dikencangkan maksimal, sehingga terlihat bagian pinggangnya
mengecil.
“Heh....kendorkan dulu ikat pinggangnya! Kamu tidak bisa nafas
nanti” hardik Imam, sang pelatih yang selalu setia mendampingi. Segera
Hendrawan mengendurkan ikatan ikat pinggang karena masih sekitar satu menit
setelah nama dipanggil lifter baru bisa melakukan angkatan. Memanfaatkan waktu
jeda, Hendrawan yang didudukan di kursi plastik tidak jauh dari pintu masuk
arena mendengar arahan pelatih.
Sayang, Hendrawan gagal saat melakukan gerakan jerk.
Barbel terlepas ke belakang. Lifter juru kunci di kelas 50 kg itu hanya
menyengir saat gagal pada usaha ketiga. Total angkatan Hendrawan siang itu
adalah 72 kg, 32 kg dari snatch dan 42 kg dari clean and jerk.
Tidak tampak
wajah penyesalan bagi Hendrawan dan pelatihnya, Imam Santoso dengan kegagalan
tersebut.
Bagi Imam, ia telah berhasil mengajari anak latihnya
bahwa kemenangan dalam sebuah kompetisi angkat besi bukan hanya terletak
kemampuan mengangkat beban melainkan melatih teknik dan memupuk daya juang.
Sementara bagi sang Juru Kunci, Hendrawan, ia telah melakukan sebuah langkah
kecil yang besar dalam mengawali keberhasilannya berprestasi di masa yang akan
datang. Itupun jika ia terus berjuang pantang menyerah di
tengah minimnya dukungan dari negara. (BAH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar